Lampungjaya.news, Lampung Utara – Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Riyadhul Badi’ah Al – Amin dibawah kepemimpinan Rahmat Syolichin berinovasi dengan membuka peluang usaha yang bergerak di bidang industri pengolahan kedelai dengan memberdayakan sejumlah masyarakat Desa Madukoro Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten setempat.
Hasil produksi industri UMKM berupa Tempe yang diberi merek dagang Al Amin kini mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat, selain kemasan yang menarik, tercantum logo halal, serta kehigienisan produk pun terjaga dengan baik.
Mulai dari pencucian kedelai, hingga pengemasan tidak lagi dilakukan secara manual sepenuhnya. Meski masih dalam kategori industri rumahan, pengolahan Tempe Al Amin telah ditunjang dengan peralatan modern.
“Inspirasi itu hadir berawal dari berdirinya Ponpes yang berbasis Non-biaya (gratis), jadi kita mengupayakan untuk mendapatkan anggaran (dana) pendukung pondok dengan konsep membuat usaha tempe. Jadi produksi tempe ini dilakukan oleh Ponpes Riyadhul Ba’diah Al Amin dan dipasarkan oleh koperasi Jaya Tirta Mandiri,” kata Rahmat Syolichin, dilokasi pengolahan yang berada di lingkungan Ponpes Riyadhul Ba’diah Al Amin, Selasa, (27/02/2024).
Meski baru beroperasi selama tiga bulan, usaha tempe milik yayasan pendidikan itu sudah memiliki pelanggan tetap, baik lokal desa, maupun beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Lampura.
“Dengan konsep pengolahan yang tidak lagi manual, higienis, serta harga yang relatif murah, cukup dengan Rp5 ribu rupiah sudah bisa membeli 3 bungkus Tempe Al Amin, masyarakat sudah mendapatkan asupan protein nabati pada lauk pauk, dari olahan kedelai yang mampu menggantikan protein dari daging,” imbuhnya.
Hampir setiap harinya, sambung dia, usaha industri rumahan tersebut menghabiskan 200 – 300 kilogram kedelai dengan hasil produk mencapai 3.000 bungkus tempe higienis yang siap untuk dipasarkan. Dengan menyerap ratusan karyawan dari lingkungan sekitar, bidang usaha tersebut dinilai mampu berkontribusi untuk mengurangi angka pengangguran di desa, yang berdampak pada penurunan angka kriminalitas di Kabupaten Lampung Utara pada umumnya.
“Alhamdulillah kita sudah berdayakan 120 karyawan yang semuanya adalah warga Desa Madukoro dan beberapa desa di Kecamatan Kotabumi Utara. Hasil dari penjualan, setelah dikurangi biaya produksi dan upah, sisa keuntungan kita kumpulkan untuk mengembangkan Ponpes dan membiayai para Santri,” tuturnya.
Perjalanan usaha Tempe Al Amin ini juga, kata dia, tak lepas dari pengaruh perusahaan tapioka CV Gajah Mada Internusa. Dukungan penuh melalui Corporate Social Responsibility (CSR) pada Ponpes Riyadhul Ba’diah Al Amin, berbuah manis, dengan terciptanya bidang usaha baru penopang keberlangsungan yayasan yang berkomitmen memberikan pendidikan gratis tanpa pungutan biaya maupun bantuan operasional dari Pemerintah Daerah, maupun Pusat.
“Dukungan dari CV Gajah Mada Internusa yang mendorong Ponpes memiliki jenis usaha Tempe ini begitu kuat pengaruhnya. Alhamdulillah berkat CSR perusahaan, Ponpes Riyadhul Ba’diah Al Amin telah memiliki alat produksi berteknologi modern yang mempermudah dalam produksi,” ujarnya.
Dirinya juga mengajak seluruh pelaku usaha UMKM yang bergerak di bidang pengolahan bahan baku kedelai untuk meningkatkan kualitas mutu produk olahan.
“Harapan saya kepada semua kawan-kawan khususnya pelaku usaha UMKM yang berfokus pada pengolahan kedelai, seperti Tempe dan Tahu, ayo kita sama-sama meningkatkan kualitas mutu produk dagang kita dengan mengedepankan kebersihan pada pengolahan produk barang dagang kita di era pasar global saat ini,” tandasnya. (*/rusdi)