Lampungjaya.news, Kotabumi – Pentas kesenian kuda kepang dan pemotongan tumpeng menandai diresmikannya Paguyuban Seni Budaya Kuda Kepang “Panca Warna” Kelurahan Kelap Tujuh. Kegiatan peresmian yang digelar di Gang Merapi III Lingungan (Lk) 06 Wonogiri I, Kelurahan Kelapa Tujuh, Kecamatan Kotabumi Selatan, dihadiri lurah setempat, Hi. Suahmad, SE.
Selain lurah, acara yang diadakan Kamis malam (19/03), juga dihadiri Babinkantibmas Kelurahan Kelapa Tujuh Bripka M. Iqbal, Ketua Lk.06 Masmudi, Ketua Rt. setempat, Djokolulho, tokoh masyarakat, serta tokoh pemuda setempat.
Sejak siang hari ratusan warga berbondong-bondong memadati arena kegiatan untuk mengikuti arak-arakan penari kuda kepang. Arak-arakan ini dilaksanakan dengan mengelilingi Lingkungan Wonogiri I.
Dalam sambutannya, ketua panitia kegiatan, Djokolulho menyampaikan, bahwa pembentukkan Paguyuban Seni Budaya Kuda Kepang “Panca Warna” ini diprakarsai oleh warga Wanogiri I. Tujuannya adalah untuk menjaga serta melestarikan salah satu seni budaya tradisional asli Indonesia, yakni Kuda Kepang.
“Dibentuknya paguyunan kesenian ini, agar seni dan budaya tradisional yang kita miliki ini tidak hilang tergerus oleh derasnya budaya asing yang masuk saat ini. Jangan sampai anak cucu kita nanti tidak lagi mengenal tari Jaranan yang sudah ada sejak dahulu,” kata Djokolulho.
Dijelaskannya, Paguyuban Seni Budaya Kuda Kepang “Panca Warna” diketuai oleh Sutrisno, dengan jumlah anggota sebanyak 35 orang. Para angota paguyuban ini merupakan warga lingkungan Wonogiri dan mayoritas adalah para pemuda.
Sementara, Ketua Lk. 06, Masmudi dalam kesempatan tersebut menyampaikan rasa terimakasihnya serta mengapresiasi atas inisiatif dan upaya warganya dalam menjaga dan melestarikan kesenian nusantara.
“Saya berterimakasih kepada warga yang telah membentuk sebuah wadah untuk berkreatifitas bagi warga, khususnya para pemuda di Wonogiri I ini dalam bentuk paguyuban seni budaya kuda kepang,” ujar Masmudi, seraya berkata bahwa dirinya akan mendukung kegiatan tersebut agar terus berkembang. Terlebih, apa yang dilakukan warganya ini juga mampu membawa nama baik lingkungannya melalui kesenian tradisional.
Disela kegiatan, Lurah Kelapa Tujuh, Suahmad mengatakan, keberadaan paguyuban kesenian tradisional semacam ini mempunyai nilai positif dalam menjaga keberagaman seni budaya asli nusantara.
Selain sebagai hiburan rakyat, sekaligus menjadi wadah dalam mengarahkan para pemuda untuk melakukan kegiatan yang positif.
“Banyak dampak positif dari kegiatan ini. Tak hanya dari aspek budaya, namun juga dari sisi pembinaan warga, khususnya bagi para pemuda. Melalui pemudalah warisan leluhur ini akan dijaga dan dilestarikan dengan baik,” kata Suahmad.
Dia menghimbau, supaya pengurus serta para anggota Paguyuban Seni Budaya Kuda Kepang “Panca Warna” ini terus melakukan kreativitas dan inovasi terhadap kesenian tradisional.
“Sebagai pelaku seni tradisional, paguyuban harus mampu berinovasi. Namun tanpa meninggalkan pakem dan falsafah kesenian itu sendiri, sehingga tetap terjaga keasliannya. Hanya dikombinasikan agar masyarakat tetap menggemarinya,” ujar Lurah.
Selain itu, dia juga berharap melalui kegiatan kesenian ini akan mampu mendorong kemajuan sektor pariwisata di Kabupaten Lampung Utara.
“Lewat atraksi kuda kepang ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam mendorong kemajuan pariwisata di Lampung Utara,” pungkasnya. (AND)