Status Gizi Balita merupakan salah satu indikator utama dalam kelangsungan hidup seorang anak. Malnutrisi adalah masalah kesehatan masyarakat yang utama dialami oleh sebagian besar Negara berkembang, diperkirakan ada 151 juta anak di dunia mengalami stunting dan 83,6 juta diantaranya berada di Asia, demikian pula dengan balita kurus, dari 51 juta didunia, 35 juta diantaranya berada di Asia.
Provinsi Lampung dalam tiga tahun terakhir menunjukkan tidak terjadi perubahan prevalensi balita gizi kurang (underweight) maupun balita pendek (stunting), tetapi di Kabupaten Way Kanan terjadi perubahan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan, Anang Risgiyanto, S.KM, M.Kes, Rabu (10/4/2019).
Anang, melanjutkan “Bahwa balita gizi kurang maupun balita pendek dapat menghambat upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan pembangunan kualitas sumber daya manusia khususnya di Kabupaten Way Kanan, selain status gizi hasil survey PSG juga menunjukkan konsumsi gizi pada balita, dimana lebih dari separuh balita mempunyai asupan energy dan protein kurang bila dibandingkan dengan Angka Kecukupan Protein (AKP) yang dianjurkan.
Dalam rangka meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, dan dalam upaya perbaikan gizi anak, serta untuk meningkatkan cakupan program yang berdampak pada penurunan masalah gizi, dibutuhkan program multi sektoral yang efektif dan berkelanjutan dalam jangka panjang, juga diperlukan perencanaan yang evidence based berdasarkan surveilans gizi sesuai arah kebijakan yang telah disusun dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan maupun Pemerintah Kabupaten,” terangnya.
Anang, menambahka “Oleh karena itu pengumpulan data secara regular sangat penting untuk memantau dan menganalisis kemajuan suatu wilayah atau negara bahkan global, informasi besaran masalah gizi dan determinannya dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana kegiatan dan intervensi yang akan dilakukan oleh para pengambil kebijakan, informasi perkembangan secara cepat, akurat dan berkelanjutan mengenai status gizi dan kinerja gizi yang yang bersifat agregat disuatu wilayah.
“Berdasarkan hal tersebut di atas maka sangat diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan penguatan surveilans gizi, salah satunya dengan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi masyarakat melalui, Pertemuan, Pemutakhiran Data dan Surveilans Gizi di Tingkat Kabupaten Way Kanan, yang diikuti oleh Pengelola Program Gizi Puskesmas se-Kabupaten Way Kanan.
Dengan Narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dan Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan, Kegiatan ini bertujuan agar tersedianya informasi status gizi yang akurat diseluruh wilayah Kabupaten Way Kanan sebagai monitoring dan evaluasi program gizi serta dasar perumusan kebijakan untuk rencana intervensi gizi yang akan datang sehingga dapat mencegah dan menanggulangi masalah gizi termasuk stunting, bersama dengan lintas program dan sektor terkait,” terangnya.(bro)